PALU, Saurus Trans Inovasi – Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Ir. Akris Fatah Yunus, MM mengatakan, pentingnya peningkatan kapasitas masyarakat untuk kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Hal itu ia ungkapkan, saat menghadiri Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi Fasilitasi Ketangguhan Masyarakat Wilayah-3 Desa/Kelurahan Tangguh Bencana. 24-25 Agustus 2023 bertempat di SwissBel Hotel, Palu.
“Melalui program ini saya berharap, kita semua bisa bekerjasama dalam membantu jalannya proses program yang akan dilaksanakan. Kita semua yang hadir disini juga patut bersyukur, karena program ini menyasar wilayah-wilayah Desa atau kelurahan yang berada disekitar garis pantai, memang program ini untuk peningkatan kapasitas masyarakat agar supaya lebih memahami kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami,” ujarnya.
Kalak berharap, lima Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yakni BPBD, Bappelitbangda, DINSOS, DPMD, DLH ditingkat Provinsi dapat mendukung kegiatan atau program yang dilaksanakan IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiative Project) atau DESTANA (Desa Tangguh Bencana) yang dilaksanakan di Kabupaten Donggala, Parigi Moutong dan Kota Palu.
“Saya berharap melalui rakor ini, teman-teman OPD baik tingkat Provinsi dan juga Kabupaten/Kota, untuk sama-sama mengawal dan membantu program ini. Baik melalui program yang saling berkaitan mengenai kebencanaan, juga bisa memberikan sumbangsih pemikiran,” pesanya.
Kalak juga mengatakan, karena tidak semua menerima program Desa Tangguh Bencana, pihaknya berharap, program yang diaplikasikan bisa ditiru oleh Desa lain.
“Saya juga berharap program ini dapat ditiru Desa-desa lainnya. Karena selama ini kita dibatasi oleh anggaran, sehingga program seperti ini hanya bisa direncanakan, dan kedepannya semoga program ini berhasil dan bisa berbagi ilmu dengan Desa lainnya,” ungkapnya.
Diketahui program ini merupakan kerjasama Bank Dunia dengan BNPB, yang menggandeng PT. Prismaita Cipta Kreasi sebagai pelaksana kegiatan lapangan.
Pada kegiatan Rakor tingkat Provinsi juga dihadiri langsung oleh Team Leader (TL) Pak Agus Noto Adi dan tenaga ahli (TA) Gender & Sosial Ibu Yeti Erlina Tatuli dari RMC wilayah-3 yang berkantor pusat di Manado. Serta Fasilitator Daerah (FasDa) dari masing-masing Kabupaten Kota yang termasuk dalam intervensi program.
Program IDRIP DESTANA juga melibatkan beberapa bidang, yang terdiri dari Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Bidang Advokasi dan Komunikasi, Bidang Gender & Sosial, serta Bidang Pelatihan.
Keterlibatan bidang tersebut dalam pelaksanaan program, guna saling mendukung kegiatan di lapangan. Seperti peningkatan kapasitas melalui Bidang Pemberdayaan, mengadvokasi kebijakan dan regulasi melalui Bidang Advokasi dan Komunikasi, serta keterlibatan perempuan dan kelompok rentan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sebagai informasi, program IDRIP DESTANA menyasar Desa-desa atau kelurahan yang berdekatan dengan pesisir pantai, pada wilayah Kabupaten Donggala meliputi 5 Desa dan 1 Kelurahan yang terdiri dari Desa Siboang, Desa Tonggolobibi, Desa Ponggerang, Desa Sioyong, Desa Labean, dan Kelurahan Tanjung Batu.
Sedangkan, untuk Kabupaten Parigi Moutong sendiri terdiri dari 4 desa dan 2 kelurahan yaitu, Desa Tomini, Desa Palasa, Desa Silampayang, Desa Sausu Peore, Kelurahan Maesa dan Kelurahan Bantaya.
Sementara untuk wilayah Kota Palu menyasar 6 Kelurahan, yang terdiri dari Kelurahan Pantoloan, Kelurahan Mamboro Barat, Kelurahan Talise, Kelurahan Besusu Barat, Kelurahan Lere, dan Kelurahan Silae.
Ditetapkannya wilayah tersebut berdasarkan daftar longlist dan short list yang diusulkan oleh BPBD Kabupaten dan Kota, berdasarkan tingkat kerentanan yang tinggi, sehingga desa dan kelurahan tersebut dipilih menjadi wilayah intervensi program IDRIP. (Sumber : Wakil Koordinator RMC Wilayah 3)