Parigi Moutong, Saurus Trans Inovasi – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, menggelar rapat bersama untuk membahas rekomendasi tanggap darurat (TD) bencana banjir yang menerjang dua kecamatan, senin malam (29 Mei 2023) kemarin.
Rapat bersama itu dipimpin Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Parigi Moutong, Idran ST, M,PW bersama perwakilan TNI dan Polri dan dihadiri sejumlah organisasi/lembaga terkait, di Hotel New Oktaria, Selasa 30 Mei 2023.
Berdasarkan peraturan Bupati nomor 32 tahun 2021 tentang penentuan status keadaan darurat bencana, terdapat enam poin yang menjadi dasar penentuan status keadaan darurat bencana.
Sehingga, setelah mengkaji bersama poin yang dimaksud, pada rapat lintas sektor itu dipandang perlu adanya rekomendasi tanggap darurat bencana banjir untuk Kecamatan Torue dan Balinggi.
“Melihat situasi dan kondisi seperti terjadi dampak yang dimunculkan akibat hujan, sudah memungkinkan untuk kita keluarkan rekomendasi tanggap darurat. Karena beberapa kriteria yang tadi dijelaskan, memang sudah memenuhi syarat,” tandasnya.
Menurut dia, salah satu dasar mengeluarkan rekomendasi tanggap darurat, karena mempertimbangkan cakupan wilayah terdampak yang luas atau terjadi dibeberapa desa bahkan kecamatan.
“Sehingga, kami mengundang dari beberapa instansi terkait, berkaitan dengan untuk menyepakati atau mengeluarkan rekomendasi untuk tanggap darurat. Pertama, bukan hanya satu desa, tapi beberapa desa, bahkan kurang lebih 12 desa terdampak, sudah memenuhi syarat untuk status tanggap darurat,” terangnya.
Kata dia, setelah melakukan rapat lintas sektor tadi, dalam kurun waktu 3×24 jam rekomendasi tanggap darurat bisa dikeluarkan.
Idran melanjutkan, karena kejadian banjir itu ada akses-akses jalan yang tertutup, misalnya dari Tolai ke Malakosa, dan beberapa fasilitas umum yang rusak. Sehingga harus segera ditangani secara bersama-sama.
“Sampai hari ini, masyarakat hanya membuka jalan khusus motor,” ungkapnya.
Idran menambahkan, setelah mendapat laporan tim dari BPBD langsung mendatangi lokasi dan melakukan asesmen, dibantu pemerintah desa setempat.
“Kejadian kemarin itu, hujan mulai pukul 16.00 WITA sampai semalam, sedang dan lebat, sehingga menyebabkan banjir. Adapun, banjir yang terjadi bukan karena luapan air. Sudah ada muatan sedimentasi berupa kayu-kayu yang berasal dari daerah atas, sehingga beberapa palung sungai tertutup, itulah yang menyebabkan meluapnya sungai-sungai yang ada di Tolai maupun di daerah Baturiti dan Catur Karya,” jelas Idran.
Lanjutnya, Tim Reaksi Cepat (TRC) telah melakukan kajian dan melaporkan secara berkala. Sehingga kata dia, data yang ada terus bergerak sejak senin malam itu.
Menurut laporan dari lapangan, di daerah Balinggi sempat terjadi antrean panjang kendaraan antara pukul 09.00 WITA sampai 13.00 WITA, karena air meluap melintas di jalan Trans Sulawesi.