Upaya Meraih KLA Predikat Madya, Berikut Pendapat Yayasan Sikola Mombine

Upaya Meraih KLA Predikat Madya, Berikut Pendapat Yayasan Sikola Mombine
GAMBAR ILUSTRASI (Antaranews Gatra.com)

Parigi Moutong, Saurus Trans Inovasi – Perwakilan Yayasan Sikola Mombine mengatakan, untuk meningkatkan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) di Parigi Moutong semua pihak perlu bekerja secara terintegrasi.

Demikian disampaikan saat Rapat Koordinasi Gugus Tugas KLA di ruang pertemuan Bappelitbangda Parigi Moutong, Rabu 27 September pekan kemarin.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat, mengoreksi kembali, apa yang perlu ditingkatkan, agar naik tingkat dari Pratama menjadi Madya. Parigi Moutong ditiga tahun terakhir ini, harus melakukan evaluasi berkala. Melihat peran penting dari setiap  Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sehingga bisa lebih terintegrasi dengan baik,” jelas Rahmadani.

Hal ini sangat penting, sebab kata dia, KLA bukan hanya menjadi tugas dari DP3AP2KB dan Bappelitbangda Parigi Moutong. Perlu keterlibatan dan komitmen banyak pihak.

“Bukan hanya DP3AP2KB, Bappelitbangda, Dinas Sosial, tapi semua elemen OPD yang ada, maupun kami masyarakat sipil yang ada di Kabupaten Parigi Moutong,” ungkap Rahmadani.

Dia mengatakan, dari evaluasi selama tiga tahun ini, menurutnya secara spesifik yang perlu ditingkatkan salah satunya terkait isu perlindungan anak.

“Jadi KLA ini terdapat lima kluster, dan itu ada di kluster empat yakni perlindungan khusus anak, bagaimana cara menjangkau kasus-kasus anak,” ujarnya.

Sementara kata dia, Kabupaten Parigi Moutong merupakan wilayah yang cukup luas dan pesisirnya sangat panjang, dengan pusat pemerintahan yang berada di bagian selatan. Kondisi ini akan mempengaruhi upaya pencegahan, penjangkauan bahkan pendampingan.

“Dari situlah, kita bisa melihat bagaimana kasus perlindungan anak itu dari pencegahan, penjangkauan, sampai dengan pendampingan atau pendampingan kesehatan terkait visum dan psikolog, itu bisa lebih ditingkatkan,” terangnya.

Dia menambahkan, pihaknya melihat Parigi Moutong memiliki potensi sangat kuat terkait Sumber Daya Manusia (SDM), sehingga hal tersebut tidak begitu sulit dilakukan jika semua bekerja secara terintegrasi.

 “Tapi, kami masyarakat sipil melihat masih ada yang jalan sendiri-sendiri, masih ada ego sektoral. Namun, kalau ini dilakukan secara bersama-sama, sistem integratif, maka ini bisa menjadi kabupaten yang lebih naik tingkat lagi,” tandasnya.

Baca juga https://zentainovasi.id/2023/09/27/upaya-menuju-predikat-madya-berikut-arahan-penting-untuk-gugus-tugas-kla/

Ia mengatakan, dengan bekerja terintegrasi sistem perlindungan sosial di Kabupaten Parigi Moutong pasti akan  menjadi maju, di Sulawesi Tengah.

Yayasan Sikola Mombine kata dia, ingin mengajak semua pihak termasuk masyarakat, tokoh-tokoh agama, menjadi tokoh kunci dalam menyampaikan pesan-pesan pencegahan perlindungan anak.

Baca juga https://zentainovasi.id/2023/09/28/kasus-kekerasan-seksual-anak-meningkat-berikut-data-dp3ap2kb-parigi-moutong/

“Juga, penting bagaimana cara meningkatkan partisipasi anak. Kami punya Kelompok Belajar Anak usia 5 sampai 11 tahun, untuk memberi mereka edukasi terkait materi life skill sehingga mereka punya bekal. Kami juga melakukan pendampingan terhadap Forum Anak Daerah, Forum Anak Kecamatan,” bebernya.

Rahmadani menambahkan, pihaknya menganjurkan Forum Anak bisa melakukan riset terkait isu perlindungan anak. Kemudian, pihaknya juga melakukan advokasi terkait integrasi layanan perlindungan anak dan juga sosial.

Diketahui, Rakoor Gugus Tugas KLA tersebut digelar DP3AP2KB, bersama Yayasan Sikola Mombine dan Wahana Visi Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *