Parigi Moutong, Zenta Inovasi– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DISPKH) Parigi Moutong, bersama Institut Pertanian Bogor (IPB), menggelar deklarasi Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) Sintuvu Singgani Siniu, di Desa Marantale, Kamis 7 November 2024.
Ketua Panitia, Nurlina, selaku Kepala Bidang (Kabid) Prasarana, Pengelolaan dan Penyuluhan DISPKH Parigi Moutong, mengatakan, kegiatan ini mengusung tema, SPR solusi untuk petani sejahtera.
Kata ia, tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak, mulai dari aspek budidaya hingga manajemen peternakan.
“Selain meningkatkan pengetahuan, kegiatan tersebut dapat mendorong penerapan teknologi tepat guna dalam pengelolaan peternakan, kemudian meningkatkan produktifitas dan kualitas, mengurangi angka kematian melalui manejemen kesehatan ternak, serta memperkuat kapasitas kelompok ternak sebagai wadah berbagai pengetahuan, ” tuturnya.
Nurlina menjelaskan, potensi peternakan untuk wilayah Parigi Moutong, dapat diandalkan dalam mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem melalui peningkatan pendapatan peternakan.
“Begitupun subsektor peternakan juga berperan penting untuk pencegahan stunting dengan menyuplai kebutuhan protein hewani untuk tumbuh kembang anak,” terangnya.
Lanjut ia, subsektor peternakan, dapat menekankan lajunya inflasi melalui penjaminan ketersediaan pangan hewani, yakni telur, daging dan susu.
“Ketersediaan pangan kita, menjadi sektor penyumbang program prioritas presiden terpilih, seperti makan gizi gratis,” ungkapnya.
Menurutnya, dari sisi sumber daya, masyarakat Parigi Moutong secara turun temurun adalah masyarakat yang selain sebagai nelayan ia juga merupakan peternak, begitupun petani.
Merujuk pada data Bandan Pusat Statistik (BPS), kata ia, berdasarkan sensus pertanian tahun sebelumnya, terdapat 31 ribu lebih rumah tangga yang bergerak di sektor peternakan, sedangkan untuk sapi potong terdapat delapan ribu lebih rumah tangga yang hidup dari sektor peternakan.
“Selain peternakan, potensi lahan berdasarkan data statistik tahun 2024, luas perkebunan kelapa di wilayah Parimo, sekitar 29 ribu hektar, dan untuk kelapa sawit sekitar 466 hektar.
Sehingga menurut dia, dari luas perkebunan tersebut, apabila dimanfaatkan sebagai sistem integrasi sapi dan kelapa (Siska) yang ditanami rumput pacong, maka estimasi populasi yang dihasilkan dalam satu hektar lahan sekitar 34 ribu lebih ternak.
Nurlina berharap, dengan adanya kegiatan SPR dapat memberikan solusi bagi peternak yang ada di wilayah Parigi Moutong.
Pantauan media ini, adapun yang hadir pada kegiatan tersebut, Pj Bupati Parigi Moutong yang diwakili, Asisten dua Perekonomian dan Pembangunan Daerah Mawardin, Plt Kepala DISPKH ir Lewis, IPB, Kepala Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP), Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulawesi Tengah, Muhamad Takdir, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sigi, Perbankan dan para kelompok ternak.
Pada kesempatan itu, ada juga penyerahan kunci rumah pakan silase kepada tujuh kelompok ternak.