NASIONAL, Saurus Trans Inovasi – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong Tim Pengembang Kurikulum Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, secara mandiri mengembangkan kurikulum kontekstual (muatan lokal/mulok) yang sesuai dengan kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja.
Melansir kemdikbud.go.id dikatakan, dengan pengembangan kurikulum yang kontekstual, diharapkan peserta didik dapat memiliki kecakapan hidup sesuai dengan kondisi kehidupannya saat ini dan masa depan untuk hidup berkelanjutan (sustainable) dengan segala tantangan di masa depan.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar), Zulfikri mengatakan, mulai saat ini dan kedepannya, Kemendikbudristek menyusun kerangka besar kurikulum secara nasional untuk selanjutnya bisa dikembangkan tim pengembang kurikulum di daerah secara lebih mendalam dan bermakna, serta sesuai dengan konteks kelokalan di daerahnya masing-masing.
Zulfikri berharap Tim Pengembang Kurikulum bisa mengembangkan kurikulum nasional secara kontekstual, antara lain melalui muatan lokal, baik sebagai bahan kajian di mata pelajaran yang relevan, maupun melalui mata pelajaran yang berdiri sendiri, atau melalui ekstrakurikuler.
“Semoga Bapak/Ibu lebih bisa membumikan kurikulum nasional secara lokal sehingga Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) benar-benar kontekstual dan sesuai dengan kondisi di daerah masing-masing dan kebutuhan peserta didik. Dengan demikian, kurikulum operasional saruan pendidikan menunjukkan warna-warni masing-masing daerah dan individu anak, tidak ada format yang seragam secara nasional,” tuturnya.