Sulawesi Tengah, Zenta Inovasi – Pakar Artificial Intelligence (AI) Media, Apni Jaya Putra menekankan kepada jurnalis untuk memperhatikan pedoman legal dan etik dalam penggunaan AI.
Hal itu dia sampaikan, pada hari kedua kegiatan Klinik AI untuk Redaksi yang diselenggarakan PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Tengah, pada 35 jurnalis se-Sulawesi Tengah, di Swiss-Belhotel Palu, 10-11 Desember 2024.
Apni jaya mengatakan, jurnalis perlu mengetahui hak cipta atas penggunaan data media untuk proses pembuatan AI dan generative AI.
Seperti Sintesa suara dan sulih suara oleh AI, generative foto video gambar music oleh AI, generative teks dalam bentuk summarize pointer dan artikel baru,disclaimer atas peggunaan AI di outlet media.
“Misalnya mencloding suara seseorang, harus meminta izin. Jika orangnya sudah meninggal, maka bisa bertanya kepada ahli warisnya,” jelasnya.
Kata dia, sebagai salah satu tim perumus pedoman penggunaan AI di Dewan Pers, Apni mendorong agar legal dan etik itu dipatuhi, untuk kepentingan bersama.
“Contoh pada produk yang kami tayangkan, kami menuliskan, produksi konten ini disuport AI atau ringkasan artikel ini, digeneret oleh tvone.ai. Kita harus memberikan keterangan terhadap produk,” tandasnya.
Menurutnya, penggunaan AI harus dikendalikan oleh manusia. Sehingga pada waktu produk dibuat, manusia melakukan filter terhadap apa yang akan ditampilkan oleh AI.
“Manusia perlu melakukan verfikasi apa yang dihasilkan oleh AI baik atau buruk,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, saat ini penggunaam AI diatur pada level etik profesi, agar dapat dijalankan secara moral.
“Akuntabilitas, artinya terbuka dari sisi keamanan. Misalnya, per perusahaan punya pedoman dalam penggunaan AI untuk wartwan atau orang yang bekerja di redaksi,” jelas dia.
Hal itu menjadi penting, sebagai upaya melakukan mitigasi risiko. Maka publik diberi ruang untuk menilai produk AI.
Sementara itu, salah satu peserta kegiatan asal Parigi Moutong, Novita Ramadhan mengatakan, legal dan etik ini sangat penting untuk diketahui dan dijalankan oleh jurnalis.
“Sebagai jurnalis, kita harus terus menambah pengetahuan agar bisa relevan dengan kondisi saat ini, termasuk terkait AI. Saya pribadi mendapatkan banyak pengetahuan baru, dan sangat mengapresiasi upaya DSLNG yang terus berupaya meningkatkan kapasitas jurnalis di Sulawesi Tengah. Semoga ke depannya kegiatan positif seperti ini terus berlangsung,” tutupnya.