Seluas 8.500 ha Lahan Sawah Parigi Moutong Aplikasikan IP400

Seluas 8.500 ha Lahan Sawah Parigi Moutong Aplikasikan IP400
FOTO : Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHP Parigi Moutong, Dadan Priatna Jaya (Redaksi S.T.V)

Parigi Moutong, Saurus Trans Inovasi – Program IP400 yaitu cara tanam dan panen padi empat kali dalam satu tahun di lahan yang sama, guna meningkatkan produksi padi nasional.  

Di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah, program ini sudah berjalan  dan mendapatkan dukungan dari sebagian petani sawah. Hal itu terlihat dari pertambahan luasan sawah yang mengaplikasikan program IP400 ditahun kedua.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parigi Moutong, Dadan Priatna Jaya mengatakan, tahun ini ada penambahan 2.500 ha lahan sawah yang mengaplikasikan IP400 sehingga total menjadi 8.500 ha dari tahun sebelumnya 6.000 ha.

“di Kecamatan Balinggi 5.500 ha, Kecamatan Parigi Selatan tahun kemarin 500 ha jadi 6.000, tahun ini Parigi Selatan ada penambahan lagi 2.500 ha jadi totalnya 8.500 ha,” jelas Dadan kepada wartawan, Selasa 23 Mei 2023.

Lanjut Dadan, selaku dinas teknis, pihaknya telah mensosialisasikan, melakukan pendampingan dan menyalurkan bantuan benih pada petani agar dapat mengaplikasikan tanam empat kali dalam satu tahun.  

“Program ini kan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi, IP 400. Kita tawarkan dulu ke petaninya. Petaninya siap, pemerintah mendukung, jalan. Kalau petani nggak siap, susah juga,” ujarnya.

Kata Dadan, untuk program IP400 ini diakui sulit untuk diterapkan disemua wilayah perasawahan Parigi Moutong.

Sebab, program ini kuncinya ada pada ketersediaan bibit, pupuk dan pengairan yang memadai juga kesediaan petani untuk mengubah pola tanam.

Sedangkan saat ini,lanjutnya, bibit super genjah belum tersedia dan beberapa tempat pengairan irigasi belum cukup memadai.

“Baru diaplikasikan di dua kecamatan, kita coba tawarkan ke beberapa kecamatan. Cuman kan tergantung kebiasaan petani itu yang agak susah. Kalau progresnya, terkendalanya di benih yang super genjah belum tersedia. Yang tersedia itu varietas cakra buana. Tapi, setelah kita evaluasi, produksinya kan tidak seberat padi-padi yang umum,” terangnya.

Namun kendala-kendala itu kata Dadan, bisa diatasi bersama dengan OPD terkait. Misalnya, untuk ketersediaan pengairan telah ditangani secara bertahap oleh dinas teknis.

“Pengairan di beberapa tempat ada terkendala. Tapi, ada juga yang sudah perbaikan irigasi, mereka belum langsung mencoba ke IP 400, mereka naikkan dulu ke IP 300,” jelas Dadan.

Pemerintah juga masih menyediakan bibit dan memberikan bantuan alat tanam bagi kelompok tani di wilayah program IP400.

“Untuk IP 400 diharuskan tanam pindah, bukan hambela atau hambur benih langsung. Makanya, kita perlu  alat tanam padi namanya Rice Transplanter. Nah, itu yang melalui Dana DAK kita ada lokasinya 16 unit yang akan disebar dibeberapa kelompok,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *