Efektivitas Pemberian Makanan Tambahan Pada Anak Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Nosarara Kota Palu

Efektifitas Pemberian Makanan Tambahan Pada Anak Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Nosarara Kota Palu
FOTO : Rafita Aldatami, S.Ked

Penulis: Rafita Aldatami, S.Ked

Palu, Zenta Inovasi – Permasalahan kekurangan gizi pada balita saat ini masih menjadi hal yang cukup mendapatkan banyak perhatian karena dapat merugikan tidak saja bagi anak-anak tersebut tapi juga bagi negara.

Bacaan Lainnya

Secara global, masalah gizi kurang pada balita masih menjadi perhatian utama organisasi kesehatan dunia. Menurut laporan dari WHO (2023), sekitar 144 juta anak di bawah usia lima tahun mengalami gizi kurang pada tahun 2022.

Di Indonesia, masalah gizi kurang pada balita juga masih menjadi tantangan besar. Berdasarkan hasil survei dari Kementerian Kesehatan RI (2022), prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia mencapai 16,3%,

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat prevalensi gizi kurang di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2023 sebesar 24,4%  dan pada kota palu prevalensi gizi kurang sebesar 20,5%. Di wilayah kerja puskesmas Nosarara berjumlah 112 kasus gizi kurang pada tahun 2023 dan pada bulan agustus 2024 jumlah kasus gizi kurang sebanyak 82 kasus.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang melaksanakan berbagai hal dalam perbaikan permasalahan gizi. Salah satu target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu mengatasi kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, salah satu upaya yang dilakukan yaitu menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita.

Pasien An. R dengan kasus berat badan per umurnya tidak sesuai atau masuk dalam kategori gizi kurang sesuai interpretasi dari pengukuran Z-Score. Dilakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan selama 7 minggu. Hasilnya jumlah berat badan awal 9,6 kg mengalami kenaikkan sebanyak 400 gram dengan total berat badan terakhir intervensi 10 kg. Kenaikkan berat badan belum mencapai target normal. Maka dari hasil pengamatan untuk menaikkan berat badan anak tidak hanya dengan pemberian makanan tambahan, namun harus dibarengi dengan pengetahuan orang tua terkait masalah gizi pada anak, dan bagaimana pola asuh orang tua yang diberikan kepada anak.

Peran Pengetahuan Ibu Terhadap Masalah Status Gizi Anak

Pengetahuan orang tua, terutama ibu, memiliki peran penting dalam menentukan status gizi anak. Pemahaman yang baik tentang gizi dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat terkait pola makan, pemilihan makanan, serta kebiasaan hidup sehat bagi anak. Pengetahuan ibu yang kurang baik mempunyai peluang risiko 6 kali lebih besar mengalami status gizi kurang pada balita dari pada pengetahuan ibu baik.

Peran Pemberian Makanan Tambahan Pada Anak Gizi Kurang

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah salah satu strategi penting dalam mengatasi masalah gizi kurang pada anak. PMT bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak dengan memberikan asupan makanan yang lebih bergizi dan seimbang guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal.

Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Nosarara menunjukkan hasil adanya peningkatan namun belum mencapai target normal. An. R, yang awalnya memiliki berat badan 9,6 kg naik menjadi 10kg setelah dilakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan selama tujuh minggu. Berikut hasil pemantauan berat badan anak selama tujuh minggu:

  • Minggu 1: 9,6 kg
  • Minggu 2: 9,6 kg
  • Minggu 3: 9,9 kg
  • Minggu 4: 10 kg
  • Minggu 5: 10.1 kg
  • Minggu 6 : 10 kg
  • Minggu 7 : 10 KG

Strategi pendampingan pasien selain memberikan makanan tambahan juga menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan kepatuhan pasien:

  1. Edukasi Kesehatan: Pemberian edukasi kepada ibu pasien berupa poster isi piringku guna untuk meningkatkan pengetahuan ibu.
  2. Monitoring mandiri asupan kalori : Pengenalan aplikasi penghitung kalori guna  untuk melihat kecukupan gizi anak.
  3. Keterlibatan keluarga dalam dukungan sosial: Pentingnya  dukungan  keluarga dan orang tua pasien untuk meningkatkan berat badan anak.

Harapan kedepan

Dengan mempertimbangkan bukti ilmiah yang ada, dengan pemberian makanan tambahan pada anak gizi kurang dapat meningkatkan berat badan anak namun didukung dengan pengetahuan ibu dan bagaimana pola asuh pada anak.

Tips Penanganan dan Pencegahan Puskesmas Nosarara
Penanganan gizi kurang pada anak dapat dilakukan dengan pemeberian makanan tambahan, pengetahuan ibu, dan pola asuh kepada anak. Pemberian ASI Eksklusif dari usia 0-24 bulan, Pemberian MPASI dari anak usia 6 bulan. Dan pemberian imunisasi sesuai usia anak. Lakukan pemeriksaan rutin dengan membawa anak ke posyandu setiap bulannya.

Dengan pemberian makanan tambahan, pengetahuan ibu baik dan pola asuh yang tepat, risiko komplikasi gizi kurang pada anak dapat diminimalkan. Salam Sehat

Sumber

Harahap, D. J., Nasution, Z., & Fitria, A. (2019). Determinan Status Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Belawan Kota Medan. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 9(2), 134-143. https://doi.org/10.52643/jbik.v9i2.511

Arisman, Y. & Hayanti, S. (2022). Hubungan Jumlah Anak dan Jarak Kehamilan dengan Status Gizi Balita di Desa Lestari Dadi Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2022. Jurnal Kebidanan Kestra, 5(1), 154-160. https://doi.org/10.35451/jkk.v5i1.1366

Hanifah, L. & Sab’ngatun. (2020). Analisis Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi Balita. Jurnal Kebidanan Indonesia, 11(1), 116-123. https://doi.org/10.36419/jkebin.v11i1.332

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *