Parigi Moutong, Zenta Inovasi – Tiga koperasi pemegang Izin Pertambangan Rakyat (IPR) di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, melaksanakan Sosialisasi Usaha Pertambangan Rakyat, Selasa 4 Februari 2025.
Sosialisasi dilaksanakan di lokasi Koperasi Produsen Buranga Baru Indah Mandiri, dihadiri pengurus dua koperasi lainya yakni Koperasi Produsen Sina Jaya Mandiri dan Koperasi Produsen Sina Maju Bersama.
Pada kesempatan itu, warga lingkar tambang dan sekitarnya diberikan kesempatan untuk menyampaikan apa harapan dan masukan jika koperasi ini telah melakukan aktivitas penambangan.
Kepala Sekolah SDK Siti Masita Buranga, Ahbad mengatakan, pihaknya cukup khawatir sebab sekolah yang dipimpinya berada dekat dengan aliran sungai.
Sementara diketahui, Koperasi beraktivitas dekat dengan aliran sungai yang melintasi desa Buranga.
“Tidak sampai 100 meter dari kayu besar itu sudah sekolah, air sedikit saja sekolah itu akan hanyut. Masyarakat dan pemerintah boleh lihat keadaan yang ada,” ucapnya.
Sehingga dia berharap, dengan kondisi itu, pihak Koperasi akan memperhatikan debit dan kondisi air sungai, agar tidak mengancam keberadaan anak didiknya.
“Umur kita ini sudah 50 tahun lebih mungkin tidak sampai lagi 10 tahun, tapi anak yang saya didik umur 7 tahun sampai 12 tahun, kemungkinan mereka bukan menikmati hasil ini, tetapi menikmati hasil yang tidak baik untuk masa depan mereka,” ungkap Ahbad.
Sehingga dia meminta ada normalisasi sungai dan pembangunan bronjong, untuk mengantisipasi jika terjadi luapan air.
“Selain normalisasi sungai, juga dibutuhkan bronjong, kami sudah ukur panjanganya sekitar 450 meter dari sekolah sampai jembatan. Ini untuk keamanan dari sekolah dan masyarakat sekitar Dusun V,” ucapnya.
Selain itu kata dia, kebutuhan air bersih perlu menjadi perhatian tiga Koperasi pemegang IPR, sebab hal itu menjadi kebutuhan masyarakat juga sekolahnya.
“Kalau di dusun lain mungkin sudah ada sumur suntik. Kalau di Dusun V ada sumur jauh dari sekolah, sekitar 70 meter ke bawah baru dapat air. Kalau sumur dibuat kalau tidak ada bak repot juga. Karena yang butuh masyarakat termasuk sekolah,” terangnya.
Ahbad menambahkan, hal lain yang dia harapkan, kedepan jika Koperasi IPR Buranga beroperasi dan sudah menghasilkan, bisa membantu honor guru, pembangunan atau fasilitas sekolah.
“Sudah 4 tahun lebih disini hanya saya sendiri PNS, jika untuk pengembangan pendidikan kapan anak itu menjadi lebih bagus. Saya bersyukur lewat tambang ini, siapa tahu bisa menghonor guru karena dana saya hanya Rp5 juta per semester. Mungkin Koperasi bisa membantu honor yang layak untuk satu kelas satu guru,” ungkap Ahbad.
Ahbad yang saat ini mengajar sendirian di sekolah tersebut, berharap agar apa yang dia sampaikan untuk ketiga Koperasi Produsen menjadi perhatian, dan melihat kepentingan pendidikan di lingkar tambang.
“Ruang kelas hanya dua kelas. Kasian Pak. Itu sehingga saya paksakan hadir namunpun tidak diundang. Mudah-mudahan dengan adanya tambang ini akan membawa manfaat untuk sekolah dan masyarakat di sini,” tutupnya.
Setelah menyampaikan itu, Konsultan ketiga Koperasi Produsen berjanji akan memperhatikan dan membantu pihak sekolah dan masyarakat lingkar tambang.
“Normalisasi sungai sementara berjalan, ada alat yang standby berapa hari ini. Soal kebutuhan sekolah nanti Bapak berurusan langsung dengan saya,” ucap Aditya.