NASIONAL, Zenta Inovasi –Sulawesi Tengah ditunjuk sebagai wilayah percontohan nasional dari Kawasan Timur Indonesia (KTI), oleh para lembaga donor internasional dibawah support British Embassy melalui Digital Access Program (DAP). Rabu, 9 Oktober 2024.
Hal itu diputuskan pada Rural ITC Camp, yang dihadiri Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, Sudaryano R. Lamangkona.
Hal tersebut setelah rembuk program nasional sebagai rangkaian Rural ICT Camp yang dihadiri Alessandra Lustrati, Head Of Digital Development In The UK Government Foreign, Amanda Mc Loughlin, Minister-Counselor Development British Embassy, Nils Brock Co-Coordinator Community Networks Project, Gustaff H. Iskandar, Direktur Common Room, Sudaryano R. Lamangkona, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah, Nudin Lasahido, Senior Volunteer Roa Jaga Roa.
Support dalam bentuk pelatihan dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan Internet Desa berbasis komunitas. Selain support untuk Pelatihan juga akan mensupport kegiatan-kegiatan lainnya.
Nils Brock dari Rhizomatica Innovation, Technology and Sustainability dalam diskusi program mengatakan kerja sama ini dimulai tahun 2025 hingga 2027 mendatang.
“Kami akan mensupport yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, melalui pengembangan program Smart Village pada 132 Desa, melalui lembaga sosial yang berada dalam working group kami seperti Common Room dan Roa Jaga Roa”, ujar Nils Brock yang juga sebagai co-coordinator community networks project dari Association for Progressive Communications (APC).
Sementara itu, Direktur Common Room Gustaff H. Iskandar mengatakan bahwa Sulawesi Tengah dapat dijadikan wilayah percontohan di Kawasan Timur Indonesia, dalam pengembangan dan pembangunan internet desa berbasis komunitas, seperti yang telah kita kerjakan bersama Roa Jaga Roa dan disupport Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.
Lanjut Gustaff mengatakan, bahwa beberapa lembaga sosial yang akan ikut bergabung dan mendampingi program tersebut untuk mengembangkan sistem informasi dan komunikasi (TIK), yang digunakan untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi komunitas desa mandiri digital/smart village, informasi kesehatan, sistem informasi ketahanan bencana, informasi perubahan iklim dan pertanian serta untuk pengembangan ekonomi masyarakat.
“Kami melihat data dukung Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang serius melakukan pengembangan internet desa pada tahun 2025 mendatang. Olehnya kami akan mensupport penyiapan man powernya serta hal-hal lainnya yang dibutuhkan. Agar kolaborasi ini dapat dicapai”, ujar Gustaff.
Sebagaimana tema dalam Rural ICT Camp 2024 Konektivitas Pedesaan dan Ketahanan Iklim, maka program secara nasional yang akan dilaksanakan adalah yang berkaitan dengan ketersediaan akses jaringan internet bagi warga pedesaan yang masih berstatus blank spot serta mendorong peran aktif masyarakat dalam menjaga keseimbangan alam dan lingkungan ditengah perubahan iklim.
Dalam kegiatan yang digelar 7 – 11 Oktober di, Desa Ujung Genteng, Ciracap, Kebupaten Sukabumi ini dihadiri 11 Komunitas masyarakat dari 10 Provinsi tersebut juga dilakukan dialog kebijakan yang dihadiri langung Direktur Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana, Ditjen PPDT Kemendes, Sofyan Hanafi, Direktur Pemberdayaan Informatika Ditjen Aptika Kemenkominfo, Slamet Santoso, Staf Ahli Menkominfo, Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty dan Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji.
(Sumber : PPID Utama/Humas Pemprov. Sulteng)