NASIONAL, Saurus Trans Inovasi – Pemerintah rencananya akan mengimpor beras sebanyak dua juta ton hingga akhir tahun 2023, yangmana sebanyak 500 ribu ton, ditargetkan akan tiba sebelum Lebaran 2023.
Menanggapi itu, Anggota Komisi VI DPR RI Luluk Nur Hamidah, menekankan agar pemerintah mendahulukan serapan beras pada petani.
“Petani harus jadi nomor satu, Pak. Jadi, serapan dalam negeri harus menjadi nomor satu karena itulah momen dimana para petani kita merasakan sedikit hasil dari keringat dan bahkan air matanya selama ini,” ujar Luluk Nur Hamidah, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Utama BUMN Pangan dan Perkebunan, yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID Food, Perum Bulog dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero), di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (11/4) melansir dpr.go.id.
Penugasan diberikan kepada Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun.
Ia menilai, impor beras sejumlah dua juta ton bukanlah angka yang sedikit. Sehingga ia mengingatkan Bulog, untuk mendahulukan serapan beras petani dari dalam negeri.
Berdasarkan data dari Bulog, hingga awal April 2023, cadangan beras Bulog tersisa 283.883 ton.
“Mengapa cadangan beras Bulog dibiarkan sampai dalam kondisi yang serendah ini. Apa di tahun-tahun sebelumnya, Bulog memang tidak melakukan serapan besar-besaran pada saat panen raya misalnya di tahun 2022, 2021, 2020 atau bahkan 2019 sehingga kurangnya cadangan beras sudah diantisipasi,” kata Luluk.
Untuk itu, ia meminta Bulog agar mempertimbangkan rencana sisa impor beras serta mengecek kembali ketersediaan beras petani.
“Pemerintah harus satu suara terkait data produksi, kemudian daerah-daerah mana sentra-sentra penghasil padi yang selama ini misalnya belum panen karena kebetulan musim tanamnya tidak sama dan panennya juga tidak sama sehingga jangan sampai petani lagi-lagi merasa pilu hatinya,” tandasnya.
Melansir dari https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/44111/t/Legislator+Ingatkan+Bulog+Dahulukan+Serapan+Beras+Petani