Perjalanan Produksi Film Pendek oleh Peserta GSMS SMP Negeri 1 Parigi Selatan

Parigi Moutong, Zenta Inovasi – SMP Negeri 1 Parigi Selatan merupakan salah satu dari 23 sekolah penerima Program Seniman Masuk Sekolah (GSMS) tahun 2024, dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Parigi Moutong.

SMP Negeri 1 Parigi Selatan mendapatkan seniman film, cabang seni baru ini  membawa warna baru untuk keragaman pembelajaran seni dan budaya dalam program GSMS di Parigi Moutong tahun ini.

Bacaan Lainnya

Irwan Kurniawan, seniman film yang ditugaskan mengajar seni di SMP Negeri 1 Parigi Selatan, mengisahkan proses dan perjalanan panjang 20 siswa siswinya untuk memproduksi sebuah film pendek, tentang seorang janda yang bangga akan menghadiri wisuda anaknya.

Kata Irwan, untuk materi dasar siswa siswinya diberi pengenalan Program GSMS dan 10 Objek Pemajuan Kebudayan (OPK) kemudian dilanjutkan sampai pertemuan ke 18, sesuai dengan rencana pembelajaran yang tertuang dalam RPP.

Menurut Irwan, pengetahuan tentang proses membuat film pendek, juga perlu diisi dengan teori dasar seperti tentang pengertian film, perkembangan film secara umum dan khusus di kabupaten Parigi Moutong.

“Lalu kami memberikan gambaran secara umum tentang tahapan produksi film pendek,” ujarnya.

Kemudian, kata Irwan, ada tahapan develop ide, proses penjaringan ide untuk sebuah garapan film yang menarik untuk ditonton.

“Semua peserta saya berikan tugas untuk mencari premis, dari 20 premis yang terkumpul, akhirnya terpilih satu premis yang kita sepakati bersama untuk dikembangkan menjadi struktur 3 babak dan script,” jelasnya.

Kemudian, masuk tahapan pra produksi yang dilakukan pada 2 pertemuan. Pada tahap ini seniman mulai mengidentifikasi potensi dari para peserta, dan menyusun tim kerja, lalu dilanjutkan mempersiapkan semua kebutuhan produksi. Tahapan produksi ini kata Irwan, dilakukan pada 4 pertemuan atau pembelajaran.

“Bisa dibilang pada tahapan produksi ini adik-adik berproses dengan metode ‘learning by doing’. Sesuai RPP tahapan produksi dilakukan pada 4 pertemuan nyatanya tidak cukup,” bebernya.

Sehingga untuk merampungkan pengambilan gambar secara keseluruhan, harus ditambah 3 pertemuan lain di luar 19 kuota pertemuan GSMS.

Irwan menceritakan, pada tahapan pasca produksi ada empat kuota pertemuan,  dimulai dengan penyusunan gambar, menyunting suara, penambahan efek dan colouring.

“Semua diajarkan ke peserta yang terpilih jadi editor,  tapi porsi ngeditnya mereka sedikit karena keterbatasan waktu, sisanya saya sebagai seniman rampungkan dirumah sambil begadang hingga beberapa hari,” ungkapnya.

Ia menambahkan, saat dilakukan monitoring tim GSMS Dikbud, ada beberapa catatan dan evaluasi dari karya yang siswa kami putarkan dilayar, itu film persiapan yang akan ditampilkan pada pentas akhir.

“Tak banyak yang dikoreksi, hanya ada beberapa catatan, seperti penambahan subtitle, dan pembuatan Behind The Scene karena ini juga katanya akan diputar pada pentas akhir, yang bertujuan untuk memperlihatkan dan membuktikan bahwa film ini benar-benar diproduksi oleh adik adik peserta GSMS,” terangnya.

Kata Irwan, siswa siswinya telah mempersiapkan karya terbaik mereka untuk pentas akhir. Mereka hadir di tempat pemutaran film dengan perasaan bangga berseragam baju produksi.

Sayangnya, film yang diproduksi tidak diputar utuh, atau terpotong saat masih menayangkan credit title.

Sebenarnya kata dia, semua bagian dari film itu penting, karena itu mengapresiasi keterlibatan atau kerja keras semua pihak yang sudah membantu proses produksi.

Irwan mengatakan, tujuan BTS disiapkan untuk memperlihatkan proses dan memperkenalkan semua siswa siswinya yang sudah berjuang untuk memproduksi film pendek ini.

“Kedepan saya berharap, ada kesempatan dan apresiasi yang sama diberikan untuk semua bidang seni, semua proses belajar untuk berkarya dan berkreativitas itu berharga, apapun cabang seninya,” pesannya.

Siswa GSMS dan semua yang terlibat dalam memproduksi film berjudul Hari Wisuda, yaitu Safira Febriyana, Griselda Margaretha Suwignyo, Syamsinar, S.Pd (kepsek SMP Negeri 1 Parigi Selatan), Ni Ketut Nonik Mariani, S.Pd (Asisten seniman), Putri Natali Angel, Nurhaliza, Zulfikar, Nazwa Aurelia Ramadhani, Iza Zakila S.A Lahima, Gracesya Dwi Vebrina Siarno, Safira Febriyana, Cindy Anggriana, Siti Nurfaida, Anggun Dwi Ramadhani, Rohadatun Whadiah, Bese Hikma, Harnis, Aura, Moh. Fattah, Reyfatul Syafik, Nurhaliza,Nadya Alessyafina, Raudhatul Amalia, Muhamad Haikal.

Berperan sebagai Enge (Mama Iman) adalah Vidya, berperan sebagai Iman adalah Ramdan dan Fotografer Isra Labudi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *