Pupuk Limbah Ternak Semakin Diminati, Waras: Kami Mau Belajar Pengolahan Skala Besar

Parigi Selatan, Zenta Inovasi – Waras Rudyono Ketua Kelompok Tani Harapan Baru II mengatakan, dua tahun belakangan ini mereka sudah menekuni pengolahan limbah ternak untuk dijadikan pupuk organik.

Awalnya kata Waras, pupuk dari limbah itu mereka gunakan di lahan pertanian sendiri, untuk menghemat pengeluaran rumah tangga anggota kelompok.

“Pupuk agak susah  jadi kita manfaatkan sendiri yang kita buat, satu tahun setengah orang lihat hasilnya jadi banyak yang mau membeli,” ujar Waras kepada wartawan usai mengikuti Sekolah Lapang, Rabu 24 Januari 2024.

Bacaan Lainnya

Kata dia, saat ini petani mulai berminat menggunakan pupuk hasil limbah peternakan. Sehingga banyak yang datang membeli hasil produksi mereka, bahkan kelompoknya sampai kesulitan memenuhi permintaan pembeli.

“Cara kami menjual menawarkan dari mulut ke mulut saja, tetapi sudah banyak yang datang beli. Sehingga kami mau belajar pengolahan skala besar. Supaya teori baru ini bisa kami gunakan memproduksi lebih banyak pupuk,” ungkapnya.

Selama ini lanjut dia, metode yang mereka gunakan yaitu metode tunggal sistem tutup, panen setiap 21 hari sehingga prosesnya memakan waktu yang cukup lama.

Menurutnya, berdasarkan hasil uji Lab di Balai Tanah Bogor, isi kandungan di dalam pupuk yang mereka produksi dikatakan sudah layak digunakan. Sehingga pihaknya bersedia untuk menjual ke petani lainya.

Namun kata Waras, kelompoknya tidak mau berpuas diri sampai disitu, mereka ingin tetap mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dalam mengolah limbah ternak dengan cara yang lebih baik dan berkelanjutan.

“Hari ini kami difasilitasi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Parigi Moutong, bersama kelompok lain kami belajar di Sekolah Lapang, ada BSIP yang memberikan materi tentang mikro organisme lokal, kemudian pengolahan pupuk secara kontinu kemudian teknik trikompos,” bebernya.

Baca juga https://zentainovasi.id/2024/01/24/analis-standarisasi-bpsip-takdir-teknik-pengolahan-trikompos-lebih-efektif-dan-efisien/

Waras menceritakan, enam bulan pasca terbentuk di tahun 2021, kelompok Tani Harapan II sudah pernah dibimbing oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang saat ini disebut Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP), tentang cara membuat pupuk padat dan pupuk cair dari urin.

Berbekal pengetahuan itu, meski masih skala kecil mereka terus memproduksi pupuk hingga saat ini.

“Selama ini kami jual per karung berat 30 Kg seharga Rp30 ribu, kalau bio urin per liter Rp15 ribu dan kita sudah ada demplot.Tiap satu orang di kelompok punya tugas masing- masing, mengamati aplikasi di tanaman misalnya kakao, padi, cingkeh, cabe, jadi semua bekerja dan tau menjelaskan cara pengaplikasianya,” jelas Waras.

Diketahui, Sekretariat Kelompok Harapan Baru II ini terletak di Dusun III Gunung Mulya Desa Sumber Sari, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong.

Beranggotakan 10 orang dengan jumlah ternak 24 ekor, yang 16 ekor diantaranya adalah jenis sapi bali bantuan dari Pemda Parigi Moutong, diserahkan langsung Pj Bupati Richard Arnaldo saat pencanangan Kawasan Sentra Produksi Ternak Desember 2023 kemarin.

Tahun ini bukan hanya meningkatkan produksi pupuk, Kelompok Harapan Baru II akan mencoba merambah bisnis penjualan sapi potong.

Pantauan media ini, Bimtek Pembuatan Pupuk Trikompos di Sekretariat Kelompok Harapan II juga dihadiri Kepala DISPKH Arman Maulana, Dokter Hewan Fery, Sekretaris DISPKH Normawati M Said, Kepala Bidang Prasarana dan Penyuluhan Nurlina, Kabid Perbibitan Wayan Purna, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet Masnuri dan penyuluh  dari Kecamatan Sausu hingga Parigi Utara juga Mantri Hewan.

Baca juga https://zentainovasi.id/2024/01/24/peternak-sapi-belajar-teknik-pembuatan-pupuk-trikompos-di-sekolah-lapang-parigi-selatan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *