Asosiasi Guru Singapura Belajar Sistem Monitoring Bencana di BMKG Indonesia 

NASIONAL, Saurus Trans Inovasi – Asosiasi guru dari National Institute of Education (NIE) Singapura, yang terdiri dari guru-guru Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, belajar sistem monitoring bencana di BMKG Indonesia.

“Kami tertarik belajar tentang cuaca, iklim, dan gempa bumi di BMKG, karena Indonesia banyak diberitakan media massa tentang kondisi wilayahnya yang rawan bencana,” ungkap salah seorang guru, Tay Chye Huat, saat mengunjungi BMKG, Selasa (12/09) pagi.

Bacaan Lainnya

Kunjungan ini merupakan salah satu program Management and Leadership in Schools yang diselenggarakan dan disponsori oleh NIE, Singapura untuk meningkatkan wawasan para guru dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. 

Harapannya, para guru dapat meneruskan informasi yang didapat di BMKG dan mengedukasi murid-murid mereka di Singapura.

Acara diawali dengan penyampaian materi di Ruang Media Centre oleh Siskaria dari Pusat Meteorologi Publik dan Gloria Simangunsong dari Pusat Gempabumi dan Tsunami. 

Materi yang sampaikan mencakup informasi produk pelayanan serta program unggulan BMKG di bidang cuaca serta gempabumi.

Kemudian, para guru diberi kesempatan bertanya dan berdiskusi. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi Simulator Gempa Bumi. 

Di sini, para guru diberi kesempatan untuk merasakan sensasi guncangan dari dua kondisi gempa yang pernah terjadi di Lombok, NTB. Mereka juga diajarkan cara mitigasi serta evakuasi mandiri ketika terjadi gempabumi.

Kunjungan dilanjutkan ke ruang operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang dibimbing oleh Said Kristyawan.

Para guru terlihat berpencar ke beberapa narasumber untuk memperoleh penjelasan mendalam terkait sistem kerja di InaTEWS. 

Selanjutnya, para guru diajak mengunjungi ruang operasional Climatology Early Warning System (CEWS) yang dipandu oleh Siswanto. 

Ia menjelaskan sistem monitoring iklim BMKG, produk iklim yang dihasilkan BMKG, hingga program unggulan BMKG di bidang iklim.

“BMKG juga memiliki produk informasi iklim yang berkaitan dengan kesehatan, yaitu peringatan dini demam berdarah. Jadi, informasi BMKG sudah lebih aplikatif, tidak hanyak prediksi semata,” papar Siswanto.

(Sumber: Siaran Pers BMKG)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *