NASIONAL, Saurus Trans Inovasi – Sekretaris Badan Bahasa Kemendikbudristek, Hafidz Muksin menjabarkan, ada tiga fokus program prioritas bidang kebahasaan dan kesastraan.
Melansir kemdikbud.go.id, tiga fokus utama yaitu, pertama Literasi kebahasaan dan kesastraan, kedua Pelindungan Bahasa dan Sastra, dan ketiga Internasionalisasi Bahasa Indonesia.
Berdasarkan Hasil Asesmen Nasional (AN) 2021, Indonesia mengalami darurat literasi dimana satu dari dua peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi.
Hasil AN 2021 konsisten dengan hasil PISA, yakni dalam 20 tahun terakhir skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah dan belum berubah secara signifikan di bawah rata-rata peserta didik di negara OECD.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, Kemendikbudristek meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia.
“Ada tiga pilar penting dalam program literasi, yakni pemilihan dan penjenjangan, cetak dan distribusi, serta pelatihan dan pendampingan,” ujar Hafidz Muksin, dalam Diseminasi Program Prioritas Bidang Kebahasaan dan Kesastraan, di Medan, Sabtu (1/4).
Kemendikbudristek memilih buku berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak.
Kemendikbudristek telah menyediakan dan mengirimkan sekitar 15.356.486 eksemplar (716 judul) buku bacaan bermutu ke 5.963 PAUD dan 14.595 SD di daerah 3T dan daerah dengan nilai kompetensi literasi/numerasi yang masuk kategori merah.
Kemendikbudristek juga melakukan pelatihan dan pendampingan untuk kepala sekolah, guru, dan pustakawan agar mampu mengelola serta memanfaatkan buku bacaan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa.
Berikutnya, pelindungan bahasa dan sastra daerah melalui pemetaan bahasa, kajian daya hidup bahasa, konservasi, revitalisasi, dan registrasi.
“Dari berbagai aktivitas pelindungan bahasa daerah, prioritas tahun ini menumbuhkan penutur muda melalui revitalisasi bahasa daerah,” tandasnya.
Kemendikbudristek telah meluncurkan program Merdeka Belajar Episode-17 yakni Revitalisasi Bahasa Daerah. Pada tahun 2023, akan dilakukan revitalisasi sebanyak 71 bahasa daerah di 25 provinsi.
Termasuk diantaranya lima bahasa daerah di Sumatra Utara, yaitu bahasa Melayu dialek Panai, bahasa Batak dialek Angkola, bahasa Melayu dialek Sorkam, bahasa batak dialek Toba, dan bahasa Melayu dialek Asahan.
Selanjutnya, internasionalisasi bahasa Indonesia melalui jalur Diplomasi Kebahasaan mencakup pemanfaatan ilmu, sumber daya, serta strategi kebahasaan untuk mengembangkan juga membina hubungan baik antarbangsa dan antarnegara.
Kemendikbudristek memfasilitasi program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang tersebar di 50 negara di dunia dengan jumlah yang tidak kurang dari 470 penyelenggara program BIPA serta mengirimkan para pengajar BIPA yang bertugas di luar negeri.
Ia mengatakan, ada usulan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa resmi General Conference UNESCO, dokumen resmi dari Indonesia (hasil kolaborasi Kemendikbudristek dan Kemenlu) sudah diterima Dubes RI di Paris/Wakil Tetap Indonesia di Unesco.
“Mei mendatang usulan tersebut akan dibahas dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO guna pembahasan final di bulan November 2023,” pungkasnya.
Melansir dari https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2023/04/tiga-fokus-utama-program-prioritas-bidang-kebahasaan-dan-kesastraan