Parigi Moutong, Zenta Inovasi – Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DISPKH) ir Lewis mengatakan, sampai saat ini Parigi Moutong masih defisit telur ayam, dengan kebutuhan 43 juta butir setiap tahun.
“Kalau hitung dengan nilai uang Rp1000 per butir artinya uang kita yang keluar mencapai Rp43 miliar dalam satu tahun. itu hanya persoalan telur, itupun hanya 30 persen jumlah penduduk yang makan telur setiap hari,” jelas Lewis, saat menghadiri launching penanaman jagung serentak yang digelar Polres Parigi Moutong, di Pondok Pesantren Ittihaadul Ummah Desa Baliara, Kecamatan Parigi Barat, Selasa 21 Januari 2025.
Lewis menambahkan, sayangnya karena Parigi Moutong kekurangan telur ayam maka uang itu keluar untuk dibelanjakan ke daerah lain.
“Kalaupun kita produksi telur, peternak kita juga kalah dengan biaya produksi karena pakan ayam (jagung) masih dibeli dari luar,” ungkapnya.
Sehingga kata Lewis, pihaknya sangat bangga dengan program tanam jagung 1 juta hekatare serentak se-Indonesia ini.
Adanya program ini, lanjut dia, DISPKH Parigi Moutong akan mendorong peternak terintegrasi dengan petani jagung agar berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat.
“Peternak dan petani akan sama-sama diuntungkan dengan adanya program Kementerian Pertanian dan Polri ini,” ucapnya.
Lanjutnya, melalui program penanaman jagung ini maka dengan sendirinya akan meningkatkan daya tahan pangan di Parigi Moutong.
“Pengendalian inflasi juga terpengaruh pada ketersediaan jagung, karena jika inflasi jagung maka akan berdampak pada harga ayam buras dan ayam petelur,” terangnya.
Lewis juga mengapresiasi Polres Parigi Moutong yang menggandeng Pondok Pesantren untuk menanam jagung. Hal ini menurut Lewis, membawa keberkahan dan peningkatan pendapatan ekonomi bagi pondok pesantren.
“Ini memotivasi kami, bagaimana Pondok Pesantren juga bisa disentuh dengan program peternakan yang terintegrasi dengan pertanian yang sudah dilakukan oleh Polres,” ucapnya.
Sebab kata dia, ternak bisa membawa keuntungan mulai dari penjual daging hingga pengelolaan kotoranya untuk pupuk organik.
“Ternak yang dikandangkan itu ada kotoranya dapat dimanfaatkan sebagi pupuk. Harapan kami seluruh ternak dikandangkan agar terjaga kesehatan hewan dan terjamin mutu dagingnya. Juga jika dihitung dari nol hari sampai umur 2 tahun pada sapi, harga kotoranya sama dengan harga sapinya,” tutupnya.