Bawaslu Parimo Terima Laporan Dua Desa, Dugaan Oknum Pantarlih Pakai Bantuan Keluarga Lakukan Coklit

SAURUS TRANS INOVASI, PARIGI MOUTONG – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Parigi Moutong, mengaku telah menerima laporan dari dua desa, adanya dugaan oknum petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) menggunakan bantuan keluarga dalam melakukan proses pencocokan dan penelitian daftar pemilih.

Anggota Bawaslu Iskandar Mardani mengatakan, berdasarkan laporan hasil pengawasan itu terjadi di Desa Supilopong dan Desa Lambunu Kecamatan Bolano Lambunu.

Bacaan Lainnya

“Ada dua persoalan yang sama, menggunakan bantuan dari keluarga sendiri oleh Pantarli, sebelumnya kami mendapatkan laporan hasil pengawasan di Desa Supilopong diberikan saran perbaikan untuk dilakukan coklit kembali hal itu juga terjadi di Desa Lambunu Kecamatan Bolano Lambunu,” tutur Iskandar Mardani

Terkait itu, Iskandar menambahkan, pihaknya telah memberikan saran perbaikan dengan melakukan Coklit kembali, untuk memastikan tidak ada kekeliruan dalam hal data pemilih.

“Alhamdulilah teman-teman di jajaran KPU telah melakukan coklit kembali, tahapan coklit di tanggal 14 maret agar kiranya Pantarli dalam melakukan hal apapun selalu berkordinasi ke PPS, hal ini terjadi karena tidak ada koordinasi yang efektif dari Pantarli ke PPS sehingga dua peristiwa itu terjadi,” jelasnya.

Iskandar mengatakan, Pantarli telah diberikan pembekalan tata cara melakukan Coklit sebelum turun melakukan tugasnya, sehingga kata ia, seharusnya hal itu tidak boleh terjadi.

“Yang kami pahami dari laporan teman-teman di Panwaslu Kecamatan Bolano Lambunu ada pembekalan yang diberikan, tetapi mungkin dari masing-masing Pantarli punya persepsi sendiri, kasusnya ini ditemani, dibantu, padahal Coklit itu tidak boleh dilakukan oleh masyarakat yang bukan Pantarli, jadi kami memastikan yang melakukan coklit adalah petugas yang sah atau resmi yang dibentuk oleh KPU dan jajaranya,” tuturnya.

Yang dikhawatirkan kata Iskandar, bias saja Coklit yang dilakukan oleh orang lain, atau bukan Pantarli, tidak sesuai mekanisme dan prosedurnya.

“Karena yang diberikanedukasiituhanyaPantrarli,” tandasnya.

Iskandar menambahkan, tugas Bawaslu sampai ketingkat bawah, melakukan upaya pencegahan untuk menjaga kualitas dalam proses Pemilu nantinya.

“Kami selalu melakukan pendekatan pencegahan, itu demi terciptanya kualitas dan mestinya kita bersyukur karena hal ini ditemukan sebelum ada reaksi dari masyarakat,” imbuhnya.

Iskandar berharap, tidak ada lagi laporan serupa yang disampaikan oleh petugas kecamatan ataupun desa sampai proses Coklit berakhir pada tanggal 14 Maret 2023 mendatang. 

“Kami berharap peristiwa ini tidak terjadi lagi, dan dijajaran kami sudah kami sampaikan agar selalu bersinergi dengan PPS dan Pantarli ditingkat kecamatan juga begitu. Komunikasi dan kordinasi dengan KPU sudah berjalan dengan baik, ini juga menjadi refeleksi kita bersama bahwa tugas kami dipenyeleggara kami akan mengirimkan imbauan internal kejajaran panwaslu desa dan kecamatan sampai tanggal 14 Maret agar hal seperti ini tidak terjadi lagi,” tutupnya.

Ditanya terkait itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Parigi Moutong, Dirwan Korompot menjawab, pihaknya telah melakukan konfirmasi kepihak-pihak terkait di duadesa yang dilaporkan.

Pihaknya juga telah menerima penjelasan dari petugas di lapangan, bahwa, tidak ada oknum Pantarli yang menggunakan jasa orang lain dalam melakukan proses Coklit.

Dirwan menjelaskan, Pantarli di Lambunu dalam melakukan Coklit memang ditemani oleh adiknya, itu karena sebelumnya Pantarli ini mengalami kecelakaan, sehingga tidak dapat menggunakan tanganya untuk membawa kendaraan sendiri.

Dalam proses Coklit, adiknya hanya membantu untuk menempelkan stiker, karena tangan yang bersangkutan sulit untuk digunakan. Dirwan menegaskan, dalam proses Coklit Pantarli tidak diwakili orang lain dan Pantarli sudah melakukan tugas sebagaimana mestinya.

Namun demikian kata Dirwan, sesuai saran perbaikan di Supilopong, pihaknya telah melakukan Coklit kembali pada 15 rumah dan hasilnya tidak ada kesalahan dalam data pemilih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *