Tinggal Dibekas Kandang Babi Selama Tujuh Tahun, I Wayan Budayasa Butuh Perhatian Pemerintah

Tinggal Dibekas Kandang Babi Selama Tujuh Tahun, I Wayan Budayasa Butuh Perhatian Pemerintah
FOTO : Amirullah

Parigi Moutong, Zenta Inovasi – Sungguh prihatin, kondisi kehidupan I Wayan Budayasa bersama keluarganya, yang sejak tahun 2019 silam hingga saat ini masih tinggal dibekas kandang ternak babi miliknya.

I Wayan Budayasa mengaku, hal ini terpaksa dilakukan karena terdesak secara ekonomi sebab dirinya tidak mampu lagi bekerja seperti sedia kala, karena kondisi kesehatan fisik yang menurun.

Bacaan Lainnya

Dia dan keluarganya hidup dari upah buruh harian menjemur dan menggiling gabah, juga menganyam tempat sesajen dari daun kelapa lalu dijual untuk menjadi sumber pendapatannya. Pendapatan yang tak seberapa itu, digunakan keluarganya untuk bertahan hidup serta membiayai sekolah anaknya.

Kondisi tempat tinggalnya memang jauh dari kata layak, sebab kata dia, ketika musim penghujan tiba air turut memasuki ruangan tempat tidur yang hanya beralaskan tikar.

Dengan kondisi ini, keluarga  I Wayan Budayasa berharap mendapatkan bantuan perhatian atau bantuan sosial lainya.

 “Saya disini dari tahun 2019,kami tinggal 4 orang, kalau hujan masih basah karna ada bocor, biasanya musim panen saya ikut jemur padi dan giling padi kalau tidak ada kerjaan saya kembali bantu istri menganyam daun kelapa, harapan saya bisa diberi bantuan biar mendapat tempat yang layak asalkan tidak disini lagi” ujar Wayan Budayasa dalam wawancaranya belum lama ini.

Menanggapi itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Parigi Moutong, Alfres Tonggiro, berjanji lewat lembaganya segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mencari solusi yang tepat bagi keluarga Wayan Budayasa.

Menurut Alfres, pentingnya perhatian serius dari pemerintah serta menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa tidak ada warga yang hidup dalam kondisi memprihatinkan seperti yang di alami keluarga Wayan Budayasa.

Alfres juga menekankan pentingnya evaluasi terhadap program bedah rumah yang pernah diterima oleh keluarga tersebut pada tahun 2015, sebab sayangnya program tersebut hanya berjalan sampai tahap pondasi sementara kondisi rumah masih jauh dari layak huni.

“jika melihat kondisi bangunan rumah yang kemarin sempat disampaikan itu kita lihat foto-fotonya itu memang sangat memprihatinkan, terkait itu kita harus melakukan tindakan untuk membantu, Makannya saya berharap kita semua ini kedepan kita harus melihat kembali, menindaklanjuti untuk pembiayaannya itu harus lebih dari pembiayaan program bedah rumah seperti biasa yang Dua Puluh Juta Rupiah tersebut, tentu kita berharap sekarang ini mungkin saja ruang keuangan kita agak sempit tetapi untuk tahun depan kita mestih harus pastikan bahwa keluarga ini mesti mendapatkan bantuan itu sekali lagi saya sampaikan bahwa bantuan itu kita harus membantu sampai jadi tidak bisa hanya memberikan stimulus sementara keluarga tidak akan mampu mengerjakan itu” ungkap Ketua DPRD Parigi Moutong, Alfrets Tonggiroh.

Dia menambahkan, dengan kondisi keuangan yang terbatas saat ini, dana untuk membantu keluarga Wayan Budayasa mungkin sulit ditemukan tahun ini.

Namun Alfres berkomitmen untuk memastikan bahwa pada tahun depan keluarga Wayan Budayasa dapat menerima bantuan yang cukup untuk menyelesaikan pembangunan rumah mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *