Parigi Moutong, Zenta Inovasi – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Parigi Moutong, melalui Bidang Kebudayaan mulai memonitoring sekolah-sekolah penerima program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), dari 21 hingga 28 Oktober 2025.
Kepala Bidang Kebudayaan Ninong Pandake menjelaskan, bahwa pihaknya melakukan monitoring untuk memastikan kesiapan setiap sekolah sebelum tampil di Festival Gampiri, yang rencananya akan digelar mulai 20 November mendatang.
Diketahui, 15 sekolah penerima program GSMS yang ditinjau yaitu, SD Negeri Kayuboko, SMPN 3 Parigi, SD Inpres 2 Toboli, SD Negeri Silanga, SD Inpres 1 Sidole, SMPN 1 Ampibabo, SD Negeri 1 Pinotu.
Kemudian, SD Inpres 3 Tada, SMP Satap 1 Tinombo, SMP Negeri 1 Palasa, SMP Negeri 1 Tomini, SDN Gio dan SMPN 1 Moutong.
“Kalau ketiga sekolah yang sudah selesai kami monitoring di hari kedua ini yaitu SMP Model Toniasa, SD Negeri Inti Olaya dan SD Negeri Kayuboko, kesiapannya sudah mencapai 80 sampai 85 persen,” ujarnya usai melakukan monitoring GSMS di SD Negeri Kayuboko, Rabu 22 Oktober 2025.
Ninong mengungkapkan, pentas akhir GSMS ini semula dijadwalkan pada awal Oktober di Festival Gampiri, namun dipindahkan dan digabung dengan penyelenggaraan Festival Teluk Tomini.
“Jadi pentas akhir GSMS ini akan dilaksanakan pada festival mulai tanggal 20 sampai 22 November mendatang,” pungkasnya.
Sementara itu, Seniman Feriyanto mengungkapkan, bahwa kesiapan peserta seni tari kreasi dari SD Negeri Kayuboko telah mencapai 80 persen.
Adapun Tarian kreasi yang akan dipentaskan di acara puncak tersebut, akan mengangkat kisah anak muda yang membantu orang tua mencari durian, menggunakan properti seperti durian, senter kepala dan keranjang.
“Tarian tersebut secara khusus mengangkat kearifan lokal Parigi Barat, wilayah yang dikenal sebagai penghasil durian,” tandasnya.
Selanjutnya, Seniman Isra Labudi dari SMP 3 Parigi melaporkan bahwa 16 dari 18 materi yang direncanakan, telah selesai diajarkan kepada siswa.
Ia menambahkan, dua pertemuan berikutnya akan difokuskan pada bimbingan persiapan pameran, di mana masing-masing siswa diproyeksikan untuk memamerkan karya seni mereka.
Dalam mengajarkan materi fotografi lanjutnya, ia mengajak para siswa berkunjung ke sejumlah situs budaya, seperti rumah raja dan peninggalan era Belanda, guna mengambil foto-foto bersejarah.
“Kami juga mengambil gambar seni tari saat berkolaborasi dengan GSMS lain, serta merekam proses siswa memainkan alat musik. Hal ini sekaligus menjadi sarana pengenalan bahwa ini adalah alat musik tradisional yang ada di Kabupaten Parigi Moutong,” jelasnya.
Ia menambahkan, pameran final nanti akan menampilkan 24 karya foto. Jumlah ini disesuaikan dengan total peserta program yang berjumlah 24 siswa.




Alamat Redaksi :