Jakarta, Zenta Inovasi – Pemerintah Daerah Parigi Moutong melakukan audiensi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., di Gedung A Lantai 2, Ruang Rapat Mendikdasmen, Senayan Jakarta Pusat, Jumat 3 September 2025.
Bupati Parigi Moutong, Erwin Burase, memimpin langsung audiensi tersebut, dengan tujuan untuk menghadirkan pendidikan yang adil dan merata bagi seluruh anak di Kabupaten Parigi Moutong.
Audiensi ini bukan sekadar agenda formal, melainkan representasi dari tekad sebuah daerah untuk memperjuangkan hak pendidikan anak-anaknya, termasuk mereka yang berada jauh di pelosok, dibalik lembah, perbukitan, dan bentangan garis pantai sepanjang 510 kilometer yang membentuk karakter geografis Parigi Moutong.
Anak-anak yang selama ini berjalan berjam-jam demi bisa duduk di bangku sekolah menjadi inspirasi utama langkah diplomasi ini.
Dalam pemaparannya, Bupati Erwin mengatakan, bahwa pendidikan adalah investasi masa depan dan prioritas utama pemerintah daerah. Sejak awal masa jabatannya, ia telah memulai dengan langkah nyata, salah satunya pembagian seragam gratis bagi 15.540 siswa baru SD dan SMP negeri.
Namun kata ia, tidak menutup mata bahwa keterbatasan APBD dan kebutuhan sekolah swasta maupun madrasah menjadi tantangan serius.
Lebih jauh, ia menyoroti fakta bahwa terdapat 79 sekolah di Parigi Moutong yang secara regulasi masuk kategori terpencil, meski jumlah riil diyakini lebih banyak. Kondisi tersebut membuat kebijakan khusus sangat dibutuhkan.
“Kami membutuhkan solusi jangka panjang. Sekolah terpadu mulai dari PAUD hingga SMP adalah harapan, agar anak-anak tidak berhenti belajar hanya karena jarak. Selain itu, dukungan rumah dinas guru dan kendaraan dinas sangat penting, karena guru adalah ujung tombak yang harus betah dan berdaya di lapangan,” tegasnya.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyambut dengan penuh apresiasi. Menurutnya, gagasan sekolah terpadu sangat relevan dengan kebijakan nasional yang mengedepankan pemerataan pendidikan di wilayah sulit akses.
“Gagasan ini sangat realistis. Sekolah satu atap adalah solusi bagi daerah seperti Parigi Moutong, agar anak-anak dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa terhalang jarak dan medan,” ujar Abdul Mu’ti.
Menteri juga menegaskan komitmen pemerintah pusat dalam memperkuat mutu pendidikan melalui distribusi perangkat pembelajaran digital Interactive Flat Panel (IFP), penugasan guru ASN ke sekolah swasta, hingga kebijakan inovatif ‘Satu Hari Belajar Guru’ untuk meningkatkan kapasitas profesional tenaga pendidik di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, usulan Bupati mengenai pengembalian tunjangan khusus guru di wilayah sulit akses juga mendapat tanggapan positif.
“Kami akan mengkaji mekanisme terbaik, karena kesejahteraan guru menjadi faktor penting bagi keberlanjutan pengabdian mereka di daerah terpencil,” jawab Menteri.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti secara tegas menginstruksikan Pemerintah Daerah Parigi Moutong, agar segera memasukkan rencana kebutuhan pendidikan daerah melalui permohonan resmi sesuai regulasi yang berlaku.
Usulan tersebut akan dijadikan bahan pertimbangan prioritas program pada tahun anggaran mendatang, sehingga sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dapat berjalan efektif.
Audiensi ini turut dihadiri pejabat tinggi Kementerian, antara lain Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.; Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Gogot Suharwanto, S.Pd., M.Ed., Ph.D.; serta Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Tatang Mutaqin, S.Sos., M.Ed., Ph.D.
Dari pihak Kabupaten Parigi Moutong, Bupati Erwin didampingi Ketua DPRD Kabupaten, Alfres Mas Boy Tonggiroh; Wakil Ketua I DPRD, Sayutin Budianto; Kepala Bappelitbangda, Irwan; Kepala BPKAD, Yusrin Usman; Kepala BKPSDM, Mahmud Tandju; Kepala Dinas Pendidikan, Sunarti; serta pejabat teknis lainnya.
Sumber: Prokopim Setda Parigi Moutong