Dinas TPHP Sudah Siapkan Strategi Hadapi Dampak El Nino

Dinas TPHP Sudah Siapkan Strategi Hadapi Dampak El Nino
FOTO : Dadan Priatna Jaya, Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas TPHP Parigi Moutong, (Redaksi S.T.V)

Parigi Moutong, Saurus Trans Inovasi – Dadan Priatna Jaya, Kepala Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parigi Moutong, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan strategi untuk mengantisipasi dampak El Nino di wilayah Parigi Moutong.

Antisipasi dampak El Nino ini, memang menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian untuk menjaga ketersediaan cadangan pangan. Sehingga ada imbauan dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah untuk mengantisipasi dampak El Nino lemah dan potensi kemarau panjang.

Bacaan Lainnya

Kata Dadan, sejumlah strategi itu telah disesuaikan dengan melihat kondisi pada masing-masing wilayah.

Strategi itu berupa percepatan penyaluran bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), perbaikan irigasi, pembuatan air tanah dalam dan dangkal.

“Untuk irigasinya, kita melalui Dana APBD yang bersumber dari Dana DAK, ada perbaikan irigasi tersiernya, ada pembuatan irigasi air tanah dalam, jadi pengeboran-pengeboran untuk pengairan,” jelas Dadan Priatna Jaya, Selasa, 23 Mei 2023.

Untuk perbaikan irigasi, tambahnya, yaitu penambahan irigasi air tanah dalam, air tanah dangkal di beberapa desa wilayah Parigi Selatan.

Menurutnya, jika sistem pengairan diperbaiki, petani akan siap menghadapi musim kemarau panjang, karena ada cadangan-cadangan air.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah terus mendorong petani untuk menggunakan pengelolaan pertanian organik, karena lebih menyuburkan tanah.

“Dengan pengelolaan pertanian organik, kandungan tanahnya subur, gembur, jadi bisa menyimpan kadar air,” imbuhnya.

Kemudian, bersama penyuluh mendorong petani agar tidak terbiasa membukaan lahan baru ataupun lahan sawah dengan cara membakar, yang akan mempercepat proses pengeringan.

Sebab, sisa jerami padi dan jagung bila kembali ke tanah, dapat menyuburkan tanah, yang tidak didapatkan saat menggunakan pupuk kimia.

“Kalau kimia, dosis satu kilogram kita hamburkan, itu menguap dengan adanya proses kimia. Sebagian terserap ke tanaman, sebagian menguap melalui udara, yaitu proses fotosintesis,” jelasnya.

Jika terjadi musim kemarau panjang atau sulitnya mendapatkan air yang cukup, pihaknya menyarankan petani memilih varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Contohnya, merotasi padi dengan jenis pangan lainnya, seperti jagung.

“Pada saat musim kering terjadi, tanaman jagung bisa beradaptasi,” tutur Dadan.

Melihat pengalaman sebelumnya, kata dia, yang paling terdampak akibat cuaca ekstrem El Nino hampir menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Parigi Moutong.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *